UC Web menyematkan VP9 Codec yang telah diterapkan di YouTube untuk mengompres ukuran file video hingga menjadi setengahnya.UC Browser 12.0 juga mendukung protokol QUIC serta MSE yang mampu membantu pengoptimalan video streaming.Pihak UC Web mengklaim segudang fitur baru tersebut dapat membuat pengalaman menonton video jadi lebih menyenangkan, bahkan lewat smartphone dengan kapasitas RAM kurang dari 2 GB sekalipun.
Pada 1 Februari 2018 lalu, UC Web resmi merilis update terbaru UC Browser, yakni versi 12.0, untuk pengguna perangkat mobile di Indonesia. Dari beberapa fitur terbaru yang ditanamkan, salah satu yang paling menarik adalah fitur No Buffering bagi pengguna yang memutar video secara online di browser tersebut.
Menurut Kepala Bagian Bisnis Internasional UC Browser Alibaba Mobile Business Group, Shalila Li, fitur No Buffering yang mereka maksud di sini adalah UC Browser 12.0 telah mendukung format video dengan kode VP9 Codec. VP9 merupakan teknologi yang dikembangkan Google dan sebagian besar telah diimplementasikan pada platform YouTube.
Teknologi VP9 mampu mengurangi ukuran file video hingga setengahnya, tanpa mengurangi kualitas video. Jika seorang pengguna biasanya hanya bisa mendapatkan kualitas video 480p karena jaringan internet yang tak terlalu bagus, dengan teknologi ini pengguna diklaim bisa mendapatkan kualitas video 720p dengan jaringan yang sama.
Hal ini memastikan pengguna dapat menikmati video tanpa halangan, bagaimana pun kualitas Wi-Fi atau jaringan internet mereka.
Shalila Li, Kepala Bagian Bisnis Internasional UC Browser Alibaba Mobile Business Group
Li menjelaskan pihaknya melihat pertumbuhan gabungan akan konsumsi konten video sebesar enam puluh persen di India dan Indonesia, dari kuartal kedua hingga kuartal keempat tahun 2017. “Ini membuat UC Browser ingin berinovasi dan menyediakan browser yang dapat mendukung mobilitas pengguna,” ucapnya.
Untuk memaksimalkan teknologi VP9 di UC Browser 12.0, UCWeb juga membenamkan protokol QUIC (Quick UDP Internet Connections) yang berfungsi meningkatkan efisiensi bandwidth. Protokol QUIC memungkinkan browser tampil lebih baik dan cepat, meski dalam kondisi jaringan internet yang buruk.
Selain itu, versi 12.0 juga telah mendukung Media Source Extensions (MSE) yang berfungsi membantu pengoptimalan video streaming secara otomatis walaupun jaringan internet sedang menurun. Beberapa browser lain, seperti Opera, Safari, Firefox, Google Chrome, hingga Internet Explorer, juga sudah menggunakan MSE .
“Dengan memanfaatkan VP9, mendukung protokol QUIC dan MSE, pengguna UC Browser dapat menikmati pengalaman menonton video tanpa buffering, bahkan pada telepon genggam dengan RAM sebesar 1 GB atau 2 GB saja,” jelas Li.
Adapun fitur lain yang tersedia pada versi terbaru UC Browser ini seperti fitur cuaca, zodiak, serta Smarter Content Recommendation.
Miliki empat puluh juta pengguna aktif
Menurut survei tahunan yang dilakukan Google pada 2017 lalu, sebanyak 86 persen orang Indonesia mengakses internet melalui smartphone. Tingginya angka pengguna yang mengakses internet melalui perangkat mobile turut mendapat perhatian dari UC Web hingga akhirnya mereka memperkenalkan UC Browser 12.0 di Indonesia.
Li menjelaskan pertumbuhan pengguna internet yang pesat, terutama melalui smartphone, membuat Indonesia menjadi salah satu pasar terpenting bagi pihaknya. Menurutnya, saat ini basis pengguna UC Browser juga telah berkembang menjadi empat puluh juta pengguna aktif per bulan di Indonesia, yang membuktikan daya saing mereka di pasar mobile first.
Adapun di Indonesia, UC Browser memiliki beberapa kompetitor seperti Opera, Mozilla, hingga Google Chrome. Pada November 2017 lalu, Mozilla sempat memperkenalkan produk terbaru yakni Firefox Rocket yang menawarkan beberapa fitur utama seperti Turbo Mode, Screenshot, Clear Cache, Storage Control, dan Block Images.
0 komentar:
Posting Komentar