FemaleGeek kembali mengadakan meetup ketiga mereka yang berlangsung di kantor Microsoft Indonesia pada akhir Juli 2016. Dalam acara ini mereka mengadakan seminar dengan mengundang dua profesional IT di bidang desain UI/UX, yaitu Irfan Maulana yang merupakan Software Development Engineer BliBli dan Fani Bahar, Principal Product Manager Kaskus.
Fani dan Irfan menjelaskan secara singkat saat memulai sesinya dengan mengatakan bahwa UI/UX desain merupakan sebuah tampilan serta fungsi yang ada pada sebuah aplikasi, di mana target dari UI/UX adalah agar para pengguna tidak “terganggu” dengan apa yang ditampilkan pada sebuah aplikasi.
Fani sendiri membawakan materi tentang fungsi pada fitur yang ada di sebuah aplikasi, sementara Irfan yang akrab disapa Maz Ipan menjelaskan step by step membuat tampilan antarmuka yang dapat memanjakan pengguna.
Dengan penjabaran di atas, lantas apa yang dibawakan oleh kedua pembicara? Berikut ulasan oleh Maz Ipan serta Fani tentang desain UI/UX dalam acara FemaleGeek kali ini.
Kamu harus tahu apa yang diinginkan pengguna
Maz Ipan menjelaskan fungsi desainer UI/UX
Menurut Maz Ipan, membuat sebuah user interface bukan hanya tentang keindahan yang kamu rasakan bagi pembuat, namun tentang memudahkan serta menyamankan pengguna dalam menggunakan aplikasi yang kamu buat. Ada beberapa poin dari Maz Ipan untuk kamu yang ingin mengetahui keinginan pengguna.
Pertama, lakukan wawancara terhadap calon pengguna aplikasi kamu secara acak. Tanyakan apa yang mereka inginkan dari sebuah aplikasi yang sudah kamu buat.
Kedua, buatlah lembar kuesioner dengan tujuan mengetahui apa kelebihan serta kekurangan pada aplikasi yang sudah kamu buat.
Terakhir, buatlah persona tentang pengguna yang dapat membantumu mengetahui detail pengguna aplikasi kamu seperti jenis kelamin, nama, alamat, serta umur pengguna.
Karena desain adalah hal pertama yang dinilai pengguna
Fani Bahar saat memperkenalkan diri
“Dengan sebuah desain, pengguna dapat mengetahui apa yang harus dia lakukan. Seperti ikon telepon yang sudah diketahui fungsinya untuk menelepon oleh pengguna,” ujar Fani.
Selain tentang ikon, Fani juga mengatakan bahwa sebuah tampilan interface juga harus memudahkan pengguna dalam menggunakanya. Seperti situs Google, menurut Fani, apa yang dilakukan oleh Google pada tampilan situsnya itu sangat bersih dan nyaman.
Kamu dapat mengetahui di mana kamu harus memasukan sebuah kalimat untuk dicari, memilih pencarian gambar, serta melakukan pencarian melalui suara, itu semuanya sangat baik dan bersih. Hal tersebut membuat kenyamanan bagi pengguna.
Fungsi yang sesuai bagi pengguna
Sebuah menu pada aplikasi harus berfungsi semestinya, hal ini agar memudahkan para pengguna dalam menggunakan setiap fungsi perintah yang tersedia. Menurut Maz Ipan, sebuah fungsi pada menu di interface tidak lepas dari keinginan para pengguna. Hal tersebut dilakukan dengan cara wawancara terhadap pengguna, seperti posisi menu yang lebih memudahkan, pemberian warna pada tampilan yang baik dilihat mata, serta fungsi yang sesuai pada setiap menu.
Sementara menurut Fani, penentuan posisi pada sebuah menu harus melalui pemetaan sederhana. Menu yang ada harus memudahkan pengguna melakukan step by step pada aplikasi. Fani mencotohkan, setelah memencet tombol bayar pengguna jangan dihadapkan pada fitur yang tidak sesuai dengan pembayaran yang menyebabkan kebingungan para pengguna dalam melakukannya.
Feedback dari pengguna sangat penting untuk sebuah evaluasi
Menurut Maz Ipan, mayoritas para startup Indonesia sangat cepat meluncurkan aplikasinya ke masyarakat dengan tujuan mendapatkan sebuah feedback. Selain itu, menurut Maz Ipan ada beberapa startup Indonesia yang memperkenalkan dasbor dari aplikasi yang dibuat dalam bentuk sebuah screenshot, dengan tujuan untuk memperkenalkan ke masyarakat apakah para masyarakat yang menggunakan senang atau kecewa dengan aplikasi yang kamu buat.
Sementara menurut Fani, para pembuat juga harus berhati-hati terhadap trik yang dilakukan oleh para pengguna. Terkadang apa yang di permasalahkan oleh pengguna sebenarnya bukan yang dibutuhkan, hal tersebut jangan langsung membuat developer mengubah aplikasinya atas permintaan dari pengguna.
Sesi Anne saat menjelaskan Sister to Sister
Sebelum berakhirnya meetup ini, Anne Regina selaku ketua FemaleGeek memperkenalkan sebuah program kerja baru mereka bernama Sister to Sister.
Simak juga ulasan dari FemaleGeek tentang kurangnya kepercayaan diri seorang wanita di dunia IT
Secara singkat Anne menjelaskan bahwa Sister to Sister merupakan suatu program mentoring di mana ada satu mentor yang menjadi role model dan teman bicara serta diskusi untuk segala hal yang berhubungan dengan profesi mereka. Cakupan profesi ini mulai dari sebagai seorang IT engineer, developer, sampai desainer web. Para mentor juga akan menjadi sosok yang mampu memberikan segala macam bentuk informasi secara nonformal.
0 komentar:
Posting Komentar