Kamis, 08 Maret 2018

Shell Gelar Diskusi Atasi Tantangan Energi

Singapura - Para pakar energi, pembuat kebijakan, pemimpin perusahaan, pelajar, dan inovator muda dari seluruh Asia berkumpul dalam sebuah diskusi menarik tentang beragam solusi untuk mengatasi tantangan energi di kawasan ini bertajuk Forum Powering Progress Together 2018.

Berlangsung di Singapura, Kamis (8/3/2018), Forum Powering Progress Together 2018 yang mengusung tema Energy for Better Living atau Energi untuk Kehidupan Lebih Baik ini diikuti lebih dari 150 delegasi inovator lintas sektor dan memusatkan pembahasan mengenai beragam aspirasi dan tantangan energi yang sedang terjadi di kawasan Asia.

Transisi energi membutuhkan fokus yang lebih dari hanya sekedar promosi energi terbarukan dan efisiensi energi, karena promosi tersebut hanya menyangkut beragam aspek spesifik dari tantangan yang lebih luas.

Shell menyadari peran energi dalam mendukung terciptanya kualitas hidup yang layak. Seiring dengan beragam pengembangan teknologi, kolaborasi multi sektor yang bertujuan mendorong kebijakan efektif dan perubahan budaya merupakan hal yang sangat penting untuk terciptanya bisnis, berbagai pilihan konsumen dan beragam peluang rendah karbon.

Sektor energi memenang peranan penting untuk menggerakkan roda perekonomian. Sejalan dengan itu, area perkotaan disebut sebagai pengonsumsi energi terbanyak.

Vice President City Solutions-New Energies and Chairman Shell Singapore Goh Swee Chen mengklaim tingkat konsumsi energi di perkotaan mencapai 60 persen dari total konsumsi energi global.

"Angka ini diprediksi akan meningkat sebesar 80 persen di 2040. Berbagai perubahan mendasar perlu diciptakan di sektor ekonomi global, terutama di sektor kelistrikan, transportasi, bangunan, dan industri yang menghasilkan emisi karbondioksida secara signifikan," ujarnya dalam diskusi yang digelar di Changi Exhibition Center, Singapura itu.

Pandangan Goh itu tak lepas dari prediksi PBB yang memperkirakan akan terjadi lonjakan populasi di perkotaan dunia sebesar 2,5 miliar pada 2050. Bahkan 90 persen lonjakan tersebut bakal terjadi di kawasan Asia dan Afrika. Sementara itu pasokan energi di kawasan Asia Pasifik yang berkembang pesat diprediksi akan meningkat 60 persen pada 2035.

Melihat kondisi tersebut, Shell akhirnya membuat forum diskusi in, dimana mereka mengumpulkan para pakar energi, pembuat kebijakan, pimpinan perusahaan, pelajar, hingga investor untuk membahas solusi tantangan energi di masa depan.

"Sebagai negara dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, Indonesia bisa menjadi salah satu pelopor dalam inovasi teknologi terkait transisi energi menuju sumber energi terbarukan untuk menjawab tantangan masa depan," ungkap Darwin Silalahi, Country Chairman & President Director PT Shell Indonesia.

"Tetapi yang tidak kalah penting adalah pilihan strategi dan kebijakan yang didasari oleh pemahaman menyeluruh kebutuhan pelanggan atau masyarakat secara umum," imbuhnya.

Untuk mengubah ucapan menjadi tindakan, Forum Powering Progress tahun ini juga menampilkan beragam startup atau perusahaan rintisan Singapura pilihan di ajang Shell #IdeaRefinery yang pertama. Perusahaan rintisan itu adalah billionBricks, EnergyNova, Solarite, Tripledot Technologies dan Xnergy.

Program akselerator tersebut diinisiasi oleh Shell Singapura, ImpacTech. dan NUS Enterprise yang mengembangkan beragam solusi energi baru untuk mendukung ambisi Singapura menjadi negara berkelanjutan dan cerdas.

0 komentar:

Posting Komentar